Review Drama Special Korea: Page Turner, 3 Episode Final!

Setelah ngejogrok lama di draft blog sekarang launching juga setelah dua minggu lamanya. How am i describe this mini drama?? Suka! suka! suka! Nomu nomu Johayo 😀

Awalnya saya pikir ini drama yang bau-baunya berbuntut 16 episode. Ternyata saya salah! Page Turner hanyalah mini drama special yang tayang 3 episode. Untuk sekelas mini drama nggak heran kalo ceritanya kilat tapi realistis.

Page Turner dimainkan oleh 3 orang pemain utama yang porsinya imbang. Kim So Hyun sebagai Yoon Yo Seul, Ji Soo sebagai Cha Sik, dan Shin Jae Ha sebagai Jun Mok. Buat Kim So Hyun mungkin nggak susah meranin karakter Yo Seul yang mirip-mirip di drama Who Are You: School 2015. Sebelumnya saya belum pernah lihat Ji Soo atau Shin Jae Ha main drama.

Page Turner via Asianwiki

Page Turner via Asianwiki

Sekilas ceritanya Yo Seul adalah seorang murid di SMA Seni. Dia sangat berbakat memainkan piano, bisa dikatakan dia punya bakat alami. Ibu Yo Seul dulunya ingin jadi seorang pemain piano. Begitu tahu anaknya punya bakat bahkan nggak pernah ngajarin sebelumnya, jadinya malah terobsesi. Siapa yang menyangka Yo Seul bisa memainkan piano begitu saja? Yo Seul selalu mendapat peringkat nomor 1 di sekolah karena bakatnya. Hal tersebut membuat Jun Mok iri dan sebel. Semakin dia iri, semakin Jin Mok nggak bisa mengalahkan Yo Seul. Kenyataannya sekeras apapun mencoba, Jun Mok selalu di peringkat 2 setelah Yo Seul. Yo Seul itu judes, agak songong sama talentanya tapi emang kenyataannya dia bisa. Nyebelin kan emang yang kayak gini? 😀

Talenta Yo Seul membuat Jin Mok makin benci, begitupun sebaliknya. Yo Seul juga benci sama Jin Mok karena pernah merendahkan ibunya saat dulu mengajari les piano sewaktu masih kecil. Ceritanya musuh bebuyutan dari kecil tuh si Yo Seul sama Jun Mok. Jun Mok berdoa supaya Yo Seul mengalami kecelakaan, sehingga dia nggak bisa memainkan piano lagi. Kun Faya Kun! Yo Seul saat itu juga mengalami kecelakaan mobil yang membuat matanya buta.

Nah, dari sini yang harus dipetik adalah jangan suka ngomong sembarangan. Marah boleh, sebel boleh, wajar karena manusia punya emosi untuk meluapkan perasaannya. Tapi kalo doa jelek? Terus dikabulkan sama Sang Pencipta, habislah sudah. Mau di ralat juga nggak bisa. Ujung-ujungnya malah menyesal dan merasa bersalah.

Masih dalam cerita yang sama, seorang laki-laki bernama Cha Sik dari SMA Atletik mengikuti lomba lompat galah. Cha Sik berbakat, bermulut besar, meledak-ledak, songong persis kayak sifat Hanamichi Sakuragi (Slam Dunk). Kemampuannya keluar maksimal kalo dia dibikin marah atau diinjak harga dirinya. Suatu hari ketika Cha Sik mengikuti lomba, ada hal yang membuatnya marah dan untuk membuktikan kalo dia bisa memecahkan rekor lompatan tertinggi di Korea. Cha Sik bisa lompat dong, kan kalo dipanas-panasin dia langsung kalap. Sayangnya di tengah lomba terjadi kecelakaan, saat Cha Sik berhasil melewati palang, stick galah yang digunakan mengenai ‘anunya’ :D. Akhirnya dia diperiksa dokter dan ditemukan cidera lain di bagian pinggang/punggungnya (saya lupa). Dokter menyarankan untuk berhenti olahraga. Kalo dipaksa bakalan merugikan tubuhnya sendiri dan berisiko. Padahal bagi Cha Sik, olahraga adalah segalanya. Sebenernya hanya itu satu-satunya yang dia bisa :D. Untuk menyiasati Cha Sik yang lagi down, ibunya ngarang cerita kalo ayahnya sebenarnya adalah seorang pianis terkenal. Mungkin bakat Cha Sik bisa dialihkan karena dia punya darah seorang pianis. Cha Sik percaya banget dong sama ibunya. Cha Sik mulai cari sekolah seni dan berencana untuk transfer. Dan dimulailah pertemuan antara Yo Seul, Jin Mok dan Cha Sik.

Meskipun hanya 3 episode, saya cukup senang dengan endingnya yang nggak maksa karena namanya juga hidup. Kalo mau dilanjutkan sesuai dengan permintaan netizen, belum tentu jadinya bisa sebagus yang hanya 3 episode. Gimana jadinya kalo kacau kayak Full House 2 atau Dream High 2? Nggak mau kan?!!

Yang menarik perhatian disini adalah emaknya Yoo Seul. Anaknya udah buta tapi masih saja mengkhawatirkan tentang piano. Memaksa Yoo Seul latihan dengan keadaan seperti itu hanya karena obsesinya menjadi seorang pianis di masa muda nggak bisa dia raih. Sebagai pelampiasan, Yoo Seul yang punya talenta diatur habis-habisan. Ini pun tidak salah ibu Yoo Seul sepenuhnya. Yoo Seul selalu mengiyakan. Kalo nggak mau ya nolak dengan alasan yang jelas. Jadinya sama-sama enak. Emak nggak lanjut terobsesi, anak pun bebas berkreasi.

Paling seneng banget sama karakternya Cha Sik, pede tingkat tinggi, selalu semangat, suka membual kalo dia jago (kenyataannya memang bisa tapi butuh faktor X). Dia buktikan yang nggak mungkin jadi kenyataan hanya bermodal motivasi bualan ibunya. Emaknya nggak salah sepenuhnya karena tujuannya untuk kebaikan Cha Sik. Kita nggak pernah tahu perasaan emak-emak kalo belum jadi emak-emak. Ya kan?

Karakter Jun Mok yang bikin ill feel di awal justru bikin ending cerita Page Turner jadi sedep! Ending cerita ini cukup fair buat Yoo Seul, Jun Mok dan Cha Sik. Pesen yang coba disampaikan juga oke buat para remaja seperti saya *kibas poni*. Terlebih buat para orangtua yang terobsesi dengan keinginan mereka tanpa mendengar pendapat anak. Atau sebaliknya malah mengubur impian anak sendiri dengan kata-kata yang sarkas, membandingkan kemampuan anak yang lain, dan meragukan kemampuan anak. Duh jangan sampai begitu deh! Semangat! 🙂

Rating: 4/5

PS: Baca Juga

Review Drama Korea Goblin 2016

Review Drama Korea Romantic Doctor, Teacher Kim 2016

Review Drama Korea The K2 2016

Review Drama Korea 38 Task Force

Drama Reply Series

Review Drama Korea My Wife’s Having An Affair In This Week

Review Drama Korea On The Way To The Airport

Satu pemikiran pada “Review Drama Special Korea: Page Turner, 3 Episode Final!

  1. Ping balik: Top 5 Drama Komedi Korea Romantis, Lawas Namun Tetap di Hati | Planet Lunars

Tinggalkan komentar